Ekspedisi Susur Sungai Kampar Berakhir di Teluk Meranti

Hari terakhir Ekspedisi Susur Sungai Kampar 2 pun tiba. Di hari keenam ini, tim mengakhiri perjalanannya di Kelurahan Teluk Meranti, Pelalawan. Ini catatan lanjutan dari penulis riaucerdas.com yang ikut dalam ekspedisi tersebut.

Dec 4, 2022 - 16:06
Dec 4, 2022 - 16:07
 0
Ekspedisi Susur Sungai Kampar Berakhir di Teluk Meranti
Tim Ekspedisi Susur Sungai Kampar 2 Mapala Humendala dan masyarakat membentangkan poster kampanye penyelamatan lingkungan.

RIAUCERDAS.COM - Ekspedisi Susur Sungai Kampar 2 Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Humendala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau memasuki hari keenam pada Sabtu (3/ 12/2022).


Pagi selepas briefing, tim melanjutkan perjalanan bergerak dari Desa Ransang menuju Kelurahan Teluk Meranti. Namun, ada beberapa desa yang akan kami singgahi menjelang ke Teluk Meranti. Seperti Desa Sungai Ara, Desa Pangkalan Terap, Desa Kuala Panduk, dan Dusun Teluk Binjai.


Di hari keenam penyusuran sungai saya tidak ikut dengan tim air. Saya bergabung dengan tim darat menggunakan bus P3E Sumatera milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sekitar pukul 10:30 pagi, bus bergerak menuju kelurahan Teluk Meranti dan sampai di lokasi camp Bono pukul 1 siang.


Koordinator lapangan (Korlap) tim langsung berkoordinasi dengan lurah setempat guna mengkonfirmasi kehadiran Tim Ekspedisi Susur Sungai Kampar 2. Layaknya tamu, tentu harus sowan dengan tuan rumah.


Di camp Bono kami makan siang. Setelahnya, tim mendirikan tenda untuk istirahat malam nanti. Sekitar pukul 4 sore, tim air sampai di camp Bono. Aldi yang merupakan notulen tim air menceritakan sepanjang perjalanan mereka dalam mengarungi sungai Kampar hingga ke camp. 


Menurut Aldi, desa yang pertama yang mereka temui adalah Desa Sungai Ara. Di sana, tim melakukan wawancara kepada beberapa nelayan. Salah satunya seorang nelayan wanita yang mencari udang dengan alat tangkap pancing. Marlina namanya.


Kepada tim, Marlina menceritakan bagaimana mudahnya mendapatkan udang di masa lalu. "Dulu mancing udang 1-2 jam bisa dapat sekilo dua kilogram. Tapi semenjak beberapa tahun belakangan ini pernah kabarnya sungai Kampar tercemar limbah yang kabarnya dari hulu membuat udang dan ikan berkurang," ucapnya. 


Setelah mewawancarai Marlina, seperti biasa tim mengecek kualitas air di sekitar sungai yang ada penduduknya.

Selanjutnya, tim kembali bergerak menuju desa berikutnya, Pangkalan Terap. Di tengah perjalanan, tim air dinaungi langit yang cerah namun matahari tidak terlalu terik. 


Kembali tim melakukan pengecekan kualitas mutu air. Aldi bertemu dengan  warga tempatan bernama Ibrohim. Dari kesaksian Ibrohim diketahui bahwa warga desa itu yang berprofesi sebagai nelayan semakin berkurang. "Kalau untuk menjadi nelayan sekarang sudah berkurang. Rata-rata berkebun," ucapnya.


Kalaupun ada yang mencari ikan di sungai, biasanya untuk dikonsumsi pribadi. Menurut Ibrohim, ini terjadi setelah 2 sampai 3 tahun terakhir semenjak ada ikan banyak mati di Sungai Kampar.


Usai mendengar keterangan Ibrohim, perahu karet kembali bergerak meninggalkan Desa Pangkalan Terap dengan perlahan menuju desa Kuala panduk dan tiba pukul 11:00 WIB. Sesampainya di desa itu, tim kembali melakukan pengecekan mutu air dan mewawancarai beberapa nelayan pinggiran sungai.


Dari mereka juga didapati cerita yang sama bahwa ikan sudah sangat berkurang setelah terjadi peristiwa ikan mati dan mengambang beberapa tahun terakhir ini. 


Tim air sempat bertemu dengan Bhabinkamtibmas setempat, Victoria Hermawan. Victoria mengaku baru lima bulan bertugas di desa Kuala Panduk.


Menurutnya, kualitas air sudah mulai stabil. Masyarakat desa sudah menggunakan untuk mandi dan cuci baju. Terkadang ada yang mengkonsumsinya namun dimasak terlebih dahulu.


Setelah melakukan wawancara, perahu kembali menyusuri sungai lebih dalam ke hilir. Ketika itu pukul 12:20 WIB. Tim menepikan perahu untuk istirahat dan makan siang di bawah perkebunan kelala sawit sambil berteduh dari sengatan matahari siang yang bertambah terik. 


Usai makan siang dan merehatkan badan, tim melanjutkan penyusuran ke Dusun Teluk Binjai. Di perjalanan, mesin perahu yang ditumpangi Aldi tiba-tiba mogok di tengah sungai. 


Perahu akhirnya ditarik perahu lainnya ke tepi sungai. Anggota Basarnas mengecek kondisi mesin. Setelah dicek, ternyata busi mesin kotor. Sembari memperbaiki mesin, anggota tim lainnya mewawancarai beberapa warga. 


Ada salah narasumber karyawan  operator di perusahaan yang mengolah bubur kayu yang enggan namanya ditulis mengatakan bahwa limbah tidak pernah dibuang ke sungai. 

BACA JUGA: Hasil Laboratorium Ikan Mati di Sungai Kampar Tak Pernah Disampaikan ke Warga


Di sisi lain tim juga bertanya kepada pengerajin perahu yang kadang-kadang mencari ikan di sungai. Dari dia diketahui bahwa dua atau tiga tahun lalu air pernah pasang dan membuat banjir. Air sampai masuk ke areal perusahaan pengolah bubur kayu tersebut.


Luapan air sungai tercampur dengan limbah-limbah di perusahaan itu. Ketika air surut, limbah ikut masuk sungai dan menyebabkan ikan-ikan mati. Sayangnya, pria itu enggan menyebut namanya untuk dipublikasi.


Mesin sudah menyala. Tim kemudian menyudahi wawancara dan kembali menyusuri sungai menuju ujung hilir yang menjadi akhir perjalanan ini. Tim air tiba di Kelurahan Teluk Meranti sekitar pukul 4 sore.


Seluruh anggota tim akhirnya bertemu di camp Bono. Di sana, terlihat pemuda setempat sedang sibuk menyiapkan acara musik mingguan. 


Sayang sore ini kami tidak menemukan sunset. Kami hanya main di pinggiran pantai. Kebetulan ombak bono  -menurut bahasa orang tempatan- sedang pasang mati. Dengan kondisi itu, pantai pasir putih terlihat lebih luas. Kami menjelajahi tempat ini. Setelah lelah berjalan dan bermain di pantai, kami mandi di sungai untuk membersihkan badan. 


Malam tiba. Banyak sepeda motor datang ke camp Bono. Muda mudi terlihat berkumpul melihat acara musik yang diselenggarakan pemuda kelurahan Teluk Meranti. Lagu-lagu pop dilantunkan para biduan menemani istirahat kami di camp Bono. Suara musik ternyata tak mampu mengalahkan ngantuk akibat penat yang kami rasakan saat itu. Satu persatu, kami masuk ke tenda dan tertidur. (mid)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow