Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai

Jenis ikan yang di olah menjadi ikan salai di sini sangat banyak ragamnya. Ada ikan baung, patin, juaro, selais, dan lainnya. Pekerjaan membuat ikan salai menjadi kegiatan harian ibu-ibu masyarakat desa Rantau Baru selepas para suami mereka pulang dengan tangkapan ikannya.

Jan 3, 2022 - 15:00
Jan 3, 2022 - 16:51
 0
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai
Seorang warga Desa Rantau Baru tengah menyiapkan proses pengasapan ikan beberapa waktu lalu. (Riau Cerdas/Khamidi Setyo Budi)
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai
Menjenguk Rantau Baru, Desa Nelayan yang Dikenal sebagai Tempat Olahan Ikan Salai

DESA Rantau Baru yang terletak di kecamatan Pangkalan Kerinci kabupaten Pelalawan Provinsi Riau sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan secara geografis letak pemukiman masyarakat berada di pinggiran aliran sungai Kampar.

Sungai menjadi sumber utama tempat masyarakat menggantungkan kehidupannya sehari-hari. Meski masyarakat di sana juga punya lahan pertanian namun tidak bisa terlalu diharapkan. Karena ketika musim hujan tiba, sungai meluap dan banjir bisa terjadi hingga dua bulan lebih dengan ketinggian air mencapai 10-15 meter.

Oleh karena itulah masyarakat di sini lebih memilih menjadi nelayan untuk sumber pendapatannya. Berbagai macam alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan oleh masyarakat ada jaring, bubu, tajur, lukah, tangguk dan lainya. Namun semuanya masih mengunakan cara tradisional. Hal ini dilakukan demi menjaga ekosistem dan populasi ikan tersebut.

Profesi menjadi nelayan tidaklah selalu stabil secara ekonomi dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Seperti faktor alam, musim ikan dan terkadang kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) membuat nelayan jadi sulit untuk pergi menangkap ikan.

Meskipun demikian, potensi tangkapan ikan di desa ini masih cukup lumayan. Karena itulah masyarakat nelayan tidak hanya menjual ikan segar ke pasar. Mereka juga melakukan pengolahan ikan menjadi ikan salai atau ikan asap dan ikan asin.

Jenis ikan yang di olah menjadi ikan salai di sini sangat banyak ragamnya. Ada ikan baung, patin, juaro, selais, dan lainnya. Pekerjaan membuat ikan salai menjadi kegiatan harian ibu-ibu masyarakat desa Rantau Baru selepas para suami mereka pulang dengan tangkapan ikannya.

Proses  awal membersihkan ikan-ikan dari kotoran dalam perutnya kemudian mecuci hingga benar-benar bersih. Kemudian, ada proses meniriskan ikan agar kadar airnya berkurang. Selanjutnya, para nelayan menyiapkan perapian dengan kayu bakar untuk mengasapi ikan selama kurang lebih 4 - 6 jam tergantung dari besar, kecil dan ketebalan daging ikan.

Untuk harga ikan salai di sini bervariasi tergantunng dari jenis ikan dan besaran ikannya. Menurut seorang pembuat ikan salai, Misra, harga ikan salai jenis tergantung dari jenis ikannya. Misalkan ikan juaro dihargai dengan Rp 80.000-Rp 100.000, ikan salai patin Rp110.00-Rp130.000, dan ikan baung Rp150.000-Rp180.000. Harga ikan salai bisa berubah-ubah tergantung musim. "Kalau tangkapan ikan lagi melimpah, harga bisa murah kalau lagi susah cari ikan ya harga bisa lebih mahal" ungkap Misra.

Ikan salai di sini sangat populer. Biasanya para pengepul ikan salai menjualnya di Pasar Langgam yang menjadi sentra pemasaran ikan salai ini dari berbagai desa dan juga kecamatan lainya sebelum menyebar ke kota- kota kabupaten lainnya. Selain diolah menjadi ikan salai ada beberapa jenis ikan diolah menjadi ikan asin.

Di desa Rantau Baru juga juga menjadi potensi desa wisata para penghobi pemancing ikan. Karena di sini ada penyewaan perahu atau pompong dengan harga sewa harian dari Rp.300.000-Rp 500.000 tergantung dari besar dan fasilitas pompong tersebut.

Inilah yang dijadikan sektor ekonomi alternatif di desa Rantau Baru dengan menyewakan perahu atau pompong kepada para pemancing. Jika tertarik dengan ikan salai atau wisata memancing, Desa Rantau Baru sangat tepat masuk dalam daftar perjalanan. Apalagi, jarak tempuhnya tak terlalu jauh. Dari Pekanbaru kurang lebih 70 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow