930 Lulusan UMRI Diwisuda, Rektor: Kondisi Pandemi Jadi Tantangan

Covid-19 sangat berpengaruh di berbagai sektor termasuk di dunia kerja. Inilah tantangan bagi lulusan UMRI untuk mencari solusi agar semua bisa kembali menjadi lebih baik.

Nov 27, 2021 - 14:30
Nov 27, 2021 - 15:25
 0
930 Lulusan UMRI Diwisuda, Rektor: Kondisi Pandemi Jadi Tantangan
Rektor UMRI, DR Mubarak, M.Si memindahkan kucir pada seorang wisudawan yang dikukuhkan, Sabtu (27/11/2021) pagi. (Riau Cerdas/Khamidi Setyo Budi)

REKTOR Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) DR. Mubarak, M.Si memberikan ucapan selamat atas diwisudanya 930 mahasiswa, Sabtu (27/11/2021). Sebelumnya, pelaksaan seremonial wisuda sempat tertunda dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.

Untuk mengurangj kerumunan, acara wisuda ini juga dilaksanakan secara bertahap selama dua hari. Selain hari ini, wisuda juga dilanjutkan besok, Minggu (28/11/2021). Acara wisuda ini sudah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 Pekanbaru. Di samping itu, yang hadir wajib melakukan protokol kesehatan.

Mahasiswa termasuk orang tua dan tamu undangan yang hadir harus sudah tervaksin. "Itu menjadi syarat utama dalam pelaksanaan wisuda kali ini," terangnya. Hari ini di sesi pertama, ada 459 mahasiswa yang diwisuda. Kemudian 471 orang lagi diwisuda di sesi kedua.

"Covid-19 sangat berpengaruh di berbagai sektor termasuk di dunia kerja. Inilah tantangan bagi lulusan UMRI untuk mencari solusi agar semua bisa kembali menjadi lebih baik," terangnya.

Sementara, Yandri SH.MH selaku Sekretaris LLDikti Wilayah X, berpesan agar para wisudawan terus belajar. "Jangan pernah berhenti belajar dan jangan puas hanya menjadi lulusan S1. Lanjutkanlah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi," tuturnya.

Yandri juga sempat menyinggung soal program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Ia menilai program tersebut sangat baik untuk menciptakan SDM yang unggul di masa depan. Karena, program itu membuka kesempatan bagi mahasiswa menjalani pembelajaran di luar program studi yang ia tempuh selama 3 semester. Alhasil, mereka punya kemampuan lebih.

Program tersebut memang sudah dilaksanakan UMRI. Namun itu saja belum cukup. Menurut Yandri, UMRI juga harus meningkatkan kerjasama dengan semua pihak untuk menunjang lulusan menjadi lebih baik. Karena kerjasama ini menjadi azas yang paling penting dalam pelaksanaan MBKM.

Yandri pun sempat memuji keberadaan UMRI yang menurunya cukup berkembang. Saat ini, UMRI sudah ada 26 Prodi yang 20 di antaranya sudah terakreditasi B. Untuk kampus UMRI sendiri sudah terakreditasi B. Namun, diharapkan, tahun 2022 mendatang, UMRI terus meningkatkan akreditasi menjadi unggul atau A.

Hal itu perlu didukung dengan kualitas dosen serta menambah dosen yang tamatan S3. Secara data tercatat dari 210 dosen sudah ada 19 dosen yang lulusan S3. Yandri berharap jumlahnya terus bertambah. "Semoga ke depannya UMRI juga membuka program pendidikan Magister," kata dia. Dengan langkah maju itu, masyarakat akan menilai UMRI serius meningkatkan kualitas pendidikannya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Litbang Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Edy Suwandi Hamid yang hadir secara daring menegaskan bahwa wisuda ini menandakan bahwa telah lahir kembali intelektua Islam di Riau. Karena, lulusan UMRI tak sekadar dibekali ilmu umum sesuai Prodinya. Tapi juga wajib mengikuti pembelajaran soal Islam dan Kemuhammadiyahan.

"Dengan sudah diwisuda akan bertambah ilmu, bertambah pengetahuan dan bertambah wawasan diharapkan bisa diimplementasikan dan bisa membahagiakan orang di sekitar dan orang lain," katanya.

Dia mengakui, pandemi Covid-19 ini memang sangat tidak menguntungkan bagi para wisudawan. Karena, pandemi mempengaruhi sejumlah sendi kehidupan. Termasuk dunia usaha. Bahkan, banyak perusahaan-perusahaan yang tutup dan gulung tikar.

"Untuk itu, kondisi ini adalah tantangan bagi lulusan UMRI untuk bisa bekerja atau menciptakan peluang usaha," katanya. Edy juga menekankan bahwa keberhasilan seseorang saat ini diukur dari soft skill-nya dan bukan sekadar hard skill. Justru soft skill seperti kecakapan berkomunikasi, berinteraksi, tata Krama, jujur, disiplin, dan sebagainya itu yang banyak digunakan di lingkungan kerja dan masyarakat.

"Terimakasih kepada orang tua yang telah menitipkan putra putrinya di UMRI dan kami menyadari mungkin masih banyak kekurangan dalam mendidik namun kami sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik selama di UMRI," tandasnya. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow